Hallo Ka... apakabar sekarang?
Masih di Pattaya?
bahagiakah hidupmu kini?
Aku dengar Pattaya semakin hari semakin tenar saja, apalagi sekarang di negeriku pariwisata sedang naik daun. Entahlah.... banyak orang yang hobby travelling sekarang, mungkin manusia-manusia negeri ini sudah penat dengan hiruk pikuk Jakarta kita.
Sekian tahun gak ada berita kemana saja kamu Ka? sudah tenggelamkah dengan wisata sex Negeri Gajah mu? Aku harap jangan sampai terjadi. Aku jadi khawatir, banyak kubaca di Internet tentang itu, tapi ya sudahlah.... peduli apa aku soal itu. Bahkan Kamu pun tak pernah mempedulikan aku beberapa tahun ini.
Setelah Kau tinggalkan aku dengan alasan ingin membuatku lebih mandiri, agar aku bisa yakin dengan hidup dan cita-citaku, agar aku tak jadi penguntit dan pengikutmu lagi. Sungguh teganya aku fikir waktu itu.
Masih ingat, untuk pertama kali dan sekali-kalinya kamu hardik aku yang sedang merajuk, sementara kamu sibuk dengan coding-coding programmu yang menghilangkan pemikiranmu dari dunia nyata. Kamu bilang lebih baik aku nulis lagi agar aku tak selalu mereweli kamu, kamu bilang aku lebih baik banyak piknik biar bisa mempelajari bagaimana harus bersikap dewasa aku masih ingat pula nada tinggi yang masuk ke telingaku ini.
Dan kamu tahu ka, jika diskala dari 1-10 rasa sakit yang mampir dihatiku menempati angka delapan.
Apa kabar project plan kita Ka? Sudah kamu realisasikan? Saat yang sama ketika kamu bertolak ke Bandara waktu itu, aku sedang berjuang dalam sidang kerja praktekku. Project yang aku kerjakan susah payah itu akhirnya di acc untuk sidang setelah cancel dua kali. Mungkin dosen pembimbing ragu dengan program yang memang pas-pasan dan terkesan payah.
Bagaimana tidak, sebelum kau pergi semua tugas programku selalu dikerjakan kamu, hasil karya projectmu selalu luar biasa walau dikerjakan dalam satu malam jauh beda dengan karyaku yang dikerjakan berminggu bahkan berbulan-bulan lamanya.
Ka... aku baru tahu kamu ada di Pattaya mungkin setelah 3 bulan berlalu setelah kamu tinggalkan Indonesia, itupun tahu dari Dini assiten mantan boss dikantor lamamu. Karena semenjak pertemuan kita dipernikahan Wiguna itu aku menyibukkan diri dengan segala aktivitasku, kamu pasti tahu sendiri kan itu semua hanya untuk sedikit mengobati rasa sakit luka dihatiku, rasa perih di jiwaku terlebih setelah kau bawa kekasihmu yang baru ketengah kebahagiaan pesta sahabat kita.
Apakabarmu sekarang Ka?
Sekarang aku melanjutkan hidupku dengan segala impianku tanpa kamu, mungkin awalnya terasa sesak tapi lama-lama menjadi biasa.
Aku mulai menulis lagi, walau rasanya hasil tulisanku tak layak dan tak enak untuk dipublikasi tapi setidaknya aku punya kemauan walau belum punya kemampuan. Sekali lagi, peduli apa aku dengan tulisanku karena kamu juga tak mempedulikanku lagi.
Oh ya... minggu depan sidang skripsiku, akhirnya sekarang aku mampu membuat program sendiri dan tak sejelek waktu kerja praktek tahun lalu mungkin karena dosen pembimbingku kali ini adalah pak Teguh yang sabar dan berwajah tenang itu. Do'akan saja semuanya lancar.
Bagaimana dengan tesismu? Duh kenapa aku jadi peduli dengan urusanmu? Tak tahulah aku kenapa harus selalu peduli dengan hidupmu. Sudah sebulan ini aku bekerja di travel agen, yaa... itu juga kamu yang menjadi alasan aku bergabung memilih pekerjaan ini. Kembali ku ingat, dulu kamu yang menyarankan aku banyak traveling. Selama dua tahun terakhir aku melakukan banyak perjalanan, mendaki gunung, menikmati pantai, memandang padang luas atau sekedar berjalan-jalan ditaman. Alasannya tetap satu, ya itu karena kamu. Aku belajar dari alam, laut, langit, air, orang asing,orang yang belum dikenal dan segala apa yang kutemui dimanapun.
Ka... ternyata perpisahan denganmu menimbulkan dampak positif juga, aku bisa berfikir dalam kesepianku, aku sering berdo'a dalam ketidakberdayaanku, mencoba bersyukur dalam lebihku dan bersabar dalam kurangku. Kini hidupku lebih bahagia dan bermakna, ternyata orang itu tak ada yang tergantikan. Seperti juga kamu yang bahkan sebelum kita pisahpun sudah menggantikan posisiku. Apa kabar kamu sekarang? Bahagia kah?"
Apa kabar kamu di Pattaya?
Bahagiakah?
Kini aku memilih melaju meneruskan hidup dan segala impian yang tertunda, mimpi-mimpi yang sempat terbunuh dan segala harapan yang tersisihkan. Tapi entahlah... aku berharap nanti bisa bertemu denganmu lagi di Syurga-Nya kelak.
Mungkin kamu tak jadi sesuatu dalam hidupku tapi akan selalu jadi sesuatu dalam hatiku, karena aku memilih untuk melaju bukan untuk diam menunggu.
Aku pernah berhenti berlari, bahkan ketika aku tahu kamu terlalu jauh untuk ku sejajari, tapi tidak kali ini. Aku memilih melaju sekencang-kencangnya semampu-mampunya agar aku bisa menemukan orang-orang baru dalam kehidupanku yang bisa lebih menghargai perasaanku dan pengharapanku.
Apa kabar kamu di Pattaya?
Bahagiakah?
Kini tiap hari aku menulis, entah itu penting atau tidak. Karena seperti sering aku keluhkan kepadamu dulu bahwa aku terlalu takut kehidupan dan bayangan kematian itu selalu tampak dipelupuk mata. Aku terlalu takut akan kehilangan hingga aku tak lagi mau merasa memiliki.
Kini aku memilih melaju setelah kamu tinggalkan aku ditengah jalan itu, karena dalam hidup aku yakin akan ada orang-orang baru entah itu sengaja atau tidak, entah itu kemauan mereka atau sekedar kebetulan lewat belaka. Dan aku bahagia dengan hidupku kini karena aku telah belajar memaafkan dan mengikhlaskan apa yang bukan jadi jalan takdir hidupku.
Dan aku memilih terus melaju Apakabar kamu di Pattaya? Bahagiakah?
Mungkin kamu heran kenapa aku bertanya apa kabarmu di Pattaya?
Akh yaa.. Pattaya, kota sejuta pesona di negeri gajah. Kota sejuta wisatawan, kota sejuta warna. Kota yang akan aku jelajahi seminggu setelah sidang skripsiku, tepatnya 2 minggu kedepan. Tapi mungkin ini tak akan pernah terjadi. Yaa.. aku menolaknya, menolak tiket dan semua fasilitas dari kantorku untuk liburan seminggu di Pattaya sebagai hadiah keberhasilan projectku di travel agen, Bossku terkesan dan bangga hingga beliau memberikan hadiah itu.
Kamu tahu kenapa aku menolaknya? Ya karena Abang. Tidak, bukan Abang melarang aku pergi ke Pattaya dengan 2 rekan kerjaku, tapi karena Abang tahu kamu tinggal di Pattaya dan aku tak mau melukai perasaannya. Bagaimanapun juga Abang adalah orang yang slalu ada dalam masa-masa perbaikan diri dan perasaanku, saat aku terjatuh dan bahkan sulit untuk bangkit Abang lah yang memegang peran penting dalam masa-masa tersulitku.
Ya... Abang adalah orang yang menemani hari-hariku sejak kamu tinggalkan aku kala itu. Abang sabar mendampingiku, melatih kepercayaan diriku serta mendukung setiap usaha perbaikanku, tanpa banyak bertanya ini itu dan tanpa mengungkit apapun tentang masalaluku terutama tentang kamu Ka.... Itulah alasan aku tak mau melukai perasaannya. Kamu kan tahu sendiri dari dulu Abang begitu mengharapkanku semenjak kita masih sama-sama SMA di Bekasi.
Entahlah.... Aku belum begitu yakin sama Abang, padahal tak ada cela pada Abang yang memungkinkan para wanita menolaknya, selain ganteng, sholeh, kaya, sopan, S2 psikologi dan akh kamu tahu sendiri siapa papinya dan keluarganya yang terpandang. Tapi hatiku selalu terpaut padamu bahkan itu setelah kamu tak mempedulikanku bertahun-tahun berlalu. Begitu juga dengan Abang tak berubah terhadapku selama bertahun berlalu itu.
Ka, mungkin ini adalah email pertama dan terakhirku untukmu. 2 minggu lagi tepatnya seminggu setelah sidang skripsi dan bertepatan dengan rencanaku ke Pataya yang dicancel itu adalah hari pertunanganku dengan Abang. Yaa... akhirnya aku akan menerima pinangan dari Abang dan keluarganya, jika kamu bertanya, "cintakah aku padanya?" Aku jawab, "ya, aku mencintai kegigihannya, aku mencintai pengorbanan dan kesabarannya, terlebih keluarganya menyayangiku".
Ka, mungkin aku mencintai Abang tak sebesar aku pernah mencintaimu. Aku memilih Abang karena aku lebih memilih orang yang mencintaiku daripada orang yang kucintai tapi tak pernah mencintai dan memperjuangkanku.
Ka, Pattaya sangatlah indah yaa... dan bahagiakah kamu disana? Semoga kebahagiaan selalu menyertai kehidupanmu dengan siapapun kamu sekarang dan dimanapun kamu berada.
Aku disini bahagia dan akan terus bahagia menghadapi hidup. Terimakasih sudah menjadi bagian hidupku dan mengajarkan banyak hal padaku. Balas emailku atau hubungi langsung aku ya Ka.... Aku juga akan membutuhkan bantuanmu untuk mendesign kartu undangan untuk pernikahanku nanti seperti janjimu dulu jika aku menikah dengan orang lain.
Sekali lagi terima kasih sebelumnya untuk sudinya kamu membaca emailku ini. Salam untuk Pattaya dari Jakarta kita.
Indonesia, 20 Agustus 2015
Salam hangat,
HANI
Tasikmalaya, 24 Agustus 2015 17:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar